18.10.10

:)


Tuhan, bisakah aku meminta satu permohonan? Kali ini saja Tuhan.. Boleh? Kalau boleh Tuhan. Aku ingin.. Aku ingin.. Aku ingin Kau menghapus dia Tuhan. Dari hatiku, pikiranku, dan perasaanku. Aku tahu itu semua, yang aku bayangkan selama ini tidak akan pernah mungkin terjadi. Aku tidak akan pernah bisa berani untuk berkata perasaanku yang sejujurnya. Aku takut. Aku malu Tuhan. Aku takut melihat reaksinya. Aku takut dia menolakku. Aku takut berbicara yang sebenarnya. Ketika aku berhadapan dengannya, rasanya aku ingin mengungkapkan semua hal yang ingin aku ungkapkan. Tetapi mengapa saat waktu itu datang, sepertinya mulut ini tidak mau terbuka? Mulut ini seperti terkunci. Akhirnya, hatiku berteriak. Berteriak kalimat itu. Kalimat yang ingin aku ungkapkan. Sepertinya hatiku sudah berteriak cukup keras. Aku sampai bisa mendengarnya. Apakah kamu pernah mendengarnya? Aku rasa tidak. Kamu tidak pernah tahu. Tapi, bagaimana kau bisa tahu toh aku belum menjelaskan perasaanku kepadamu? Aneh.

Susah sekali diposisiku. Aku ingin bilang perasaanku kepadamu. Karena aku kasihan terhadap hati ini. Dia sudah disakiti berkali-kali. Di masalah yang sama. Aku ingin menghentikan penderitaanya ini. Tapi aku tidak bisa. Ketika aku menatap matamu, aku terpana. Kata-kata indah yang sudah kususun tiba-tiba hancur semua. Menghilang entah kemana. Aku tidak bisa mengatakannya kepadamu! Aku malu. Tapi aku tahu, semakin aku menyimpan perasaanku, itu semakin menyakiti diri aku sendiri. Apa yang harus kulakukan, Tuhan? Aku bingung. Mengapa aku begitu lemah? Hanya untuk mengucapkan 13 huruf itu saja sulit. Menyebalkan! Aku tahu sebenarnya aku tidak selemah ini, tapi kenapa ketika aku berhadapan denganmu aku jadi seseorang yang lemah? Payah!

“My friends keep telling me, that if you really love (him) her. You’ve gotta set her (him) free, and if she (he) returns in time, I know she’s mine…” – Heaven knows.

Apakah itu benar Tuhan? Apa jika aku menyayanginya aku harus merelakannya pergi? Apakah itu benar? Dasar bodoh! Walaupun itu salah aku tahu aku akan melakukan itu. Aku tidak akan memaksakan kehendakku. Aku tidak ingin memaksakan perasaanku kepadamu. Aku akan merelakanmu pergi. Aku akan melepasmu. Karena aku tahu, kau tidak akan pernah mungkin ingin bersamaku. Tidak akan pernah… Aku akan tetap melepasmu pergi, walaupun kau tidak kembali,. Kalau kau tiba-tiba kembali… Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan.

Sebenarnya aku tidak ingin melepasmu, tapi.. Aku harus merelakanmu. Yang bisa aku lakukan sekarang hanya berharap dan terus berdoa. Berharap yang terbaik, dan berdoa untuk lebih baik…

Aku bingung. Kenapa perasaan seperti ini harus muncul? Dan disaat yang tidak tepat. Dan lagi-lagi aku harus melepaskan orang yang aku sayang. Ya, aku menyayangimu. Semakin aku menyayangimu, semakin aku harus melepasmu dari genggamanku. Semakin aku menyayangimu, semakin banyak pengorbanan yang aku lakukan. Aku akan segera melupakanmu. Melupakan perasaanku terhadapmu. Aku akan berusaha melupakanmu. Berusaha. Tapi aku tidak tahu apa hasil akhirnya. Biar saja waktu yang menjawab semuanya.

Terima kasih. Terima kasih karena kamu membiarkan aku merasakan perasaan ini lagi. Terima kasih. Terima kasih karena kamu membuat aku mengorbankan diriku lagi. Terima kasih. Terima kasih karena kamu, aku akan menjadi sesosok wanita yang tegar. Terima kasih. Terima kasih untuk canda tawamu yang menghiasi hari-hariku. Terima kasih. Terima kasih untuk senyuman yang membuat hatiku hangat. Terima kasih. Terima kasih untuk suaramu yang membuat aku tenang. Terima kasih. Terima kasih untuk pandangan matamu yang membuat hatiku berdegup kencang. Terima kasih. Terima kasih untuk hembusan nafasmu yang membuat aku membeku terkagum. Terima kasih. Terima kasih untuk genggaman tanganmu yang membuatku kuat. Terima kasih. Terima kasih untuk membiarkanku untuk mencintaimu…  
© 사랑해요, 我爱你,してる ©

No comments:

Post a Comment

now ..