16.9.10

"AKU" adalah aku..


Jadi ini yang namanya meninggal. "aku" sudah tidak merasakan apa-apa lagi. Ya, kesedihan yang meliputi "aku", beban yang mengikat "aku" pun hilang sudah. Yah, untunglah..

"sebentar lagi dia akan bangun,"
"terima kasih, suster,"

Sayup-sayup "aku" mendengar suara itu. Itu mama "aku"!!

Hah?! Apa ini? Bukannya "aku" sudah meninggal?? Ahhh, "aku" ingin mati! "aku" sudah tidak tahan lagi hidup! "aku" capek! Terlalu berat masalah "aku"!! Tidak!!!

"aku" memang berusaha untuk bunuh diri. Berkali-kali "aku" sudah mencoba, tapi semuanya gagal. Sayang sekali.. Terakhir kali "aku" mencoba menyayat pembuluh nadi "aku", dan rencana itu nyaris berhasil. Aduh! Padahal kalau berhasil itu akan terasa nyamaaaan sekali.. "aku" tidak akan merasakan ini lagi.. "aku" tidak kuat lagi. "aku" merasa sangat tidak berguna. "aku" merasa diri "aku" hanyalah sampah yang tidak diperdulikan dan dibutuhkan orang-orang. "aku" merasakan ini. Berat sekali. Ya, "aku" sangat tidak sempurna. "aku" sering dihina, sehingga hati ini jadi sakit sekali. "aku" sering tidak diperdulikan, sehingga aku menjadi seseorang yang mencari perhatian. "aku", "aku", "aku".. Seorang yang tidak berguna. Apa gunanya sampah? Hanya bisa dibakar.  Kalau tidak, bisa-bisa jadi sarang penyakit. Makannya "aku" nekat membinasakan diri "aku" sendiri. Buat apa hidup kalau tidak ada gunanya? Buat apa "aku" hidup kalau "aku" hanya jadi 'sarang penyakit'. Ahh, bunuh saja "aku". Tuhan, "aku" tidak kuat lagi. Cabut nyawa "aku", Tuhan. Tuhan, denger ga sih?! Cabut saja nyawa "aku", Tuhan!!! "aku" tidak kuat lagi!

Mengapa Tuhan? Mengapa engkau tidak mengijinkan "aku" mati saja? "aku" sungguh tidak kuat.. Aduhh,  "aku" benar-benar ingin mati..

Mengapa "aku" masih diijinkan untuk hidup? Kamu meminta “aku” supaya kuat, tapi kuat itu susah. Tidak semudah yang kamu pikirkan. “aku” sangatlah lemah. “aku” tidak bisa apa-apa. Serius. “aku” muak! Ya, benar-sangat-amat-muak! “aku” mau mati! Andaikan satu saja dari semua rencana “aku” untuk bunuh diri ada yang berhasil. Ahhh.

"pasti ada sesuatu yg indah yang mau Tuhan kasih," kata teman “aku”.
"aku" berfikir. Apakah itu segitu indahnya kah hingga membuat "aku" muak? Ya ampun..
"aku" menceritakannya semuanya kepada kamu. Lalu...

"kan semuanya butuh proses.. Kadang di bawah kadang juga di atas.. Gak bisa di atas trus,"
"aduh, "aku" ga bisa! Masalah dateng terus, yang ini belum selesai, datang lagi yang lain. Mungkin kamu yang denger aja capek, apalagi aku yang ngejalaninnya?"
"iya, sabar aja,"

Kamu ini. Akhirnya hanya kata sabar yang keluar dari mulut kamu. "aku" sudah sabar berapa lama? Kamu! Aaaahh..

" "aku" keliatannya aja kaya anak terlalu bahagia , tapi sekali nangis.. Seperti anak kecil! "aku" hanya bisa bersabar dan sebentar lagi kesabaran ini akan habis,"
“aku” berpikir.. Tuhan , “aku” pengen liat gimana sih dunia ini kalau tidak ada “aku”? Mungkin lebih baik kali ya? “aku” sudah tidak bisa berpikir jernih lagi karena otak “aku” dipenuhi oleh masalah ini.

Tiba-tiba “aku” mendengar DIA berkata..

"nak , Aku aja ga pernah cape ngelindungin kamu. Aku ga pernah capek dengerin celotehan kamu. Aku ga pernah ngeluh. kamu gini aja ngeluh. ayo , kamu bisa. sekalipun kamu jatuh, kamu ga akan pernah tergeletak..."

Suara ini..
“aku” langsung menangis. Menangis seperti anak kecil. Dan tanpa sadar, kalimat itu membuat “aku” jadi kuat. Membuat “aku” melupakan semua itu. “aku” percaya, masalah ini datang karena “aku” sudah cukup kuat untuk ‘meredakannya’.
Ya, “aku” senang bercampur bangga. “aku” bisa berjalan sejauh ini. Melupakan semua yang dibelakang, dan “aku” melangkah terus kedepan. Ya, “aku” bangga. Lagi-lagi karena “aku” adalah aku…

No comments:

Post a Comment

now ..